“Rara pasti ini kerjaan kamu lagi?!? Sudah berapa
kali mama bilang jangan main di dalam rumah!!! Lihat itu kerjaan kamu! Sudah
vas bunga yang ke berapa kali yang kamu pecahkan ini?!? “gertak seorang ibu
yang tak tahan dengan kelakuan anaknya.
“Mama tidak mau tahu pokoknya kamu harus
bersihkan sekarang juga!” Sambung ibunya kembali.
“enggak, enggak mau!! Lalu ia pun lari dari
hadapan ibunya dan menuju ke dalam kamar.
“eh eh Rara! Melawan kamu yah!?! Ucap ibunya
kewalahan. Di kamar setelah mengunci kamar tanpa ada perasaan bersalah ia
langsung bermain boneka. “boneka kenapa yah mamaku galak sekali sama aku, tiap
hari kerjaannya maraah terus!” gumamnya pada boneka tersebut. Dan boneka itu
hanya terdiam tak berkutik. Rara adalah gadis yang nakal dan tidak pernah mau
diatur dirumah maupun disekolah, tidak heran jika ia banyak dimusuhi oleh
teman-temannya dan sering kena marah ibunya akibatnya ulahnya disekolah
sehingga ibunya kerap sekali bolak-balik sekolah karena dipanggil oleh bapak
kepala sekolah akibat ulahnya yang sudah tidak dapat ditelorir lagi, akan
tetapi tidak pernah terbesit dihatinya untuk berubah menjadi anak yang baik,
entah ada apa dengan dirinya. Sampai ibunya sendiripun heran atas kelakuan
anaknya.
“ri, nanti kamu pulang bareng adikmu ya??, jangan
biarkan dia kelayapan nanti yang ada dia akan membuat ulah baru yang membuat
ibu dipanggil lagi oleh kepala sekolah.”baik bu jawab kakanya yang sedang
mngikat tali sepatu.
Setelah bel pulang berbunyi, riri pun menjemput
adiknya didepan pintu kelasnya. Didalam perjalanan pulang rara berkata pada
kakanya ‘ka, coba lihat deh sepatuku?”ada apa? sahut kakanya, kemudian kakanya
kaget sekali melihat sepatu adiknya yang sudah tidak layak lagi dipakai,
sepatuku sudah robek ka, aku malu sama kawan-kawan kata mereka sudah bandel
kere lagi!! Iya , nanti kaka benerin ketukang sol sepatu, tapi kamu janji
jangan nakal lagi ya??ucap kakanya dengan nada menasehati.
Keesokan harinya ketika Rara ingin berangkat
kesekolah Rara merasakan pusing yang sangat melilit-lilit kepalanya, sebelumnya
rara sering merasakan pusing tapi tidak pernah dianggap paling dia hanya minum
obat panadol atau paramex saja sudah sembuh, tapi pusing kali ini sangat
berbeda, ia menundukkan kepalanya dilipatan tangannya diatas meja makan. “Kamu
kenapa ra??”tanya riri heran, “pasti kamu pura-pura sakit lagi deh biar dikasi
izin mama biar tidak masuk sekolah, padahal pasti ketika mama sudah keluar rumah,
kamu dengan diam-diam keluar dari jendela dan kembali kerumah sebelum mama
sampai kerumah, ya kan??”
Kemudian rara tersenyum sambil menahan sakit yang ada dikepalanya. Kali ini aku
sungguhan ka??ucap rara meringis. “alaaah kaka tidak percaya!!” Ucap riri ragu.
Kemudian dengan berat hati ia memaksakan diri
untuk pergi ke sekolah walaupun dalam keadaan fisik yang semakin memburuk. Jam
pelajaran pertama kedua dan ketiga ia mencoba untuk bersabar dan menahan rasa
sakit yang semakin lama semakin menjadi-jadi. Ketika bel istirahat berbunyi,
tanpa banyak berfikir dan lihat kanan kiri ia langsung menuju klinik kesehatan
yang ada disekolah, akan tetapi rasa sakit itu terus menggeliat dikepala rara
sehingga baru saja dia keluar pintu kelas tiba-tiba pandangan rara menjadi
buram dan badannya terjatuh dilantai dan tidak sadarkan diri.
Niiinuuut…niiiinuuut…niiinuuut, suara ambulan itu
membuat para penghuni mobil-mobil yang ada dijalan menyingkir dan
mempersilahkan ambulan untuk jalan terlebih dahulu, Rara tergeletak tak berdaya
didalamnya menuju rumahsakit FATMAWATI setelah dokter yang ada di klinik
sekolah menyarankan agar Rara dibawa kerumah sakit segera.
Sesampainya dirumah sakit Rara di masukkan
kedalam ruangan pemeriksaan, setelah dideteksi ternyata Rara mengidap penyakit
yang sangat parah sehingga dia harus ditempatkan diruang ICU. Diluar kamar ICU
sudah hadir Ibu dan kakanya, kemudian dokter memberitaukan bahwa Rara mengidap
lumpuh dikedua kakinya.Perasaan Ibu dan kaka nya bagaikan disambar petir,
karena tidak menyangka sama sekali, rara yang begitu lincah dan jahil mengalami
lumpuh untuk seumur hidupnya.
Kemudian ketika rara siuman, ia melihat Ibu dan
kakanya sudah berada disampingnya dan setelah itu ibunya menjelaskan bahwa ia
harus dirawat dirumah sakit. Sesungguhnya rumah sakit ini adalah hal yang
paling dibenci oleh rara, ketika itu ia menolak untuk tinggal dirumah sakit dan
reflek ingin bangun dari tempat tidurnya akan tetapi ia merakan kakinya yang
kaku tidak dapat digerakkan, disitu ia baru tersadar bahwa ia mengalami lumpuh
dikakinya. Luapan airmata pun terus mengalir dari mata ibu dan kakanya yang
tidak tega melihat raranya yang duduk lemah tak berdaya diatas kasur
rumahsakit.
Rara tetap pada pendiriannya untuk tidak ingin
dirawat dirumah sakit, ia ingin agar ibunya saja yang merawatnya dirumah,
dokterpun mengizinkan dengan syarat ia harus mematuhi syarat-syarat yanmg
diberikan dokter.kemudian mereka setuju, sampai dirumah rara merasa sangat
gembira walaupun ia hanya bisa duduk diatas kursi roda. Rara mengisi
hari-harinya dengan menulis puisi-puisi yang ia sudah sangat gemari dari kecil.
Diam-diam ibu dan kakanya sudah menyiapkan pesta
ulangtahun rara yang dua hari lagi akan berlangsung, Rara sangat senang
mendengarnya karena ia tau bahwa teman-temannya pasti akan datang dan disitulah
ia akan memanfaatkan waktu untuk meminta maaf kepada kawan-kawannya atas
ulahnya yang pernah ia lakukan. Hari itu pun tiba, rara telah dibelikan gaun
yang sangat manis oleh ibunya, kemudian ibunya memakaikan gaun yang ada dan
rara sangat manis terlihat dengan gaun itu, ibunya meneteskan air mata ketika
menyisirkan rambut rara yang kian hari kian rontok disebabkan oleh penyakit leukemia
yang menggerogoti dirinya.
Ketika acara pemberian hadiah kaka muncul dengan
membawa hadiah yang Rara sulit untuk menduganya, sorakan teman-temannya untuk
membuka isi kado yang diberikan membuat Rara membuka dan ketika rara sudah
membukanya. Iya pun menitikan air mata begitupun dengan kakanya. karena ia
teringat akan hal yang pernah ia minta ke kakanya untuk membenarkan sepatunya
yang rusak, akan tetapi kali ini kakanya memberikan sepatu baru yang sangat
indah.
Rara sedih karena ia tak mungkin lagi untuk
memakai sepatu itu untuk berjalan walaupun sebenarnya ia sangat ingin sekali,
setelah itu ia berpelukan dengan dengan kakanya dan suasana harupun menyelimuti
ruangan pesta semua menangis haru dengan kejadian yang baru saja terjadi.
Kemudian rara meminta waktu kepada hadirin yang
datang untuk mengizinkanya membacakan puisi yang ia telah buat yang ia ngin
persembahkan untuk mamanya yang selama ini telah sabar merawat dan mendidiknya.
Suasana menjadi tambah haru dengan bacaan puisi tersebut. Dan ketika rara baru
saja menyelesaikan bacaan puisinya tiba-tiba saja tangannya yang memegang
mikrofon terjatuh kebawah dan ibunya nya langsung menghampiri dan terus
memanggil nama anaknya yang sakit itu. Ternyata detak jantungnya sudah tidak
berdenyut lagi dan inilah ikhir hidup dari kisah seorang rara kecil yang sangat
jahil dan lugu.
Ketika setelah pemakaman tak senagaja kakanya
menemukan buku Diary rara yang tersimpan dibawah bantalnya. Disitu baru
terungkap bahwa kenakalan Rara selama ini adalah akibat beban psikologis yang
ia rasakan sejak kecil yang selalu meliat kedua orang tuanya bertengkar tiap
hari hingga akhirnya berpisah, yang semuanya ini ia tidak inginkan ia sangat
mendambakan mempuanyai keluarga yang utuh akan tetapi yang terjadi perceraian
antara mama dan papanya,.. karena itu Rara meluapkan kekecewaannya itu dengan
besikap jahil dan bandel dirumah dan disekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar