Sampai matipun aku tidak akan pernah pindah agama!!!”,
KEDIRI, kata-kata itu sempat keluar dari mulutku. Karena memang aku tidak mau pindah agama, sebab awalnya agamaku adalah kristen protestan. Aku terlahir dalam keluarga kristen, aku tumbuh dewasa dalam suasana kristiani. Aku pernah menjadi ketua pemuda-remaja kristen di daerahku, aku juga pernah menjabat sebagai ketua mahasiswa kristen dikampusku. Bahkan aku pernah berkeinginan menjadi seorang pendeta. Sebagai aktivis gereja, aku juga menjadi penggerak atau motorik dalam perkembangan iman kristen di gerejaku, tak heran jika aku berkeinginan menjadi seorang pendeta. Yah… menjadi pendeta adalah cita-citaku, impian yang aku inginkan dari dulu. Dan seakan tubuh kristen itu sudah melekat dalam diriku. Berbagai seminar dan workshop tentang kekristenan sering aku ikuti. Semakin hari aku semakin ingin mengepakkan sayapku di bidang pelayanan gereja, mulai dari pembawa/penyampai khotbah dalam ibadah pemuda-remaja kristen, pemain musik dalam ibadah, pemimpin ibadah sampai menjadi pengurus dalam beberapa organisasi kristen. Entah bagaimana awalnya, yang pasti dulu semua itu aku percayai semata-mata hanya berasal dari tuhanku, yesus kristus.
Aku benar-benar percaya bahwa yesus-lah tuhanku, dan tidak ada tuhan selain yesus kristus. Itulah aku, dan aku bangga menyebut diriku sebagai umat kristen. Begitu banyak pengalaman suka duka dalam pelayananku, dan semua itu aku yakini menjadi jalan hidupku yang terakhir, jalan hidup dalam memeluk agama kristen. Apapun resikonya dan apapun kondisinya, aku tetap ingin menjadi orang kristen. Orang kristen yang bukan biasa-biasa saja, orang kristen yang bukan hanya KTP saja. Aku ingin menjadi tombak dalam perkembangan umat kristen, dalam pergerakan misionaris kristenisasi, itulah harapanku. Sering aku marah-marah kepada anggota keluargaku termasuk kepada orangtuaku sendiri jika mereka tidak berangkat ke gereja, aku sering memberikan motivasi kepada teman-teman kristen-ku dengan memberikan doktrin kepada mereka tentang mengapa kita harus datang ke gereja dan mengapa kita harus percaya kepada yesus kristus, bahkan aku menjadi tempat curhat dan tempat bertanya teman-temanku tentang beberapa hal dalam kekristenan. Dengan bermodalkan keyakinan, aku lakukan semua itu semata-mata karena imanku kepada yesus kristus. Dengan pelajaran saling mengasihi adalah sebagai modal dasar untuk terus bekerja melayani yesus.
Saling mengasihi, itulah yang aku pegang. Entah bagaimanapun sakitnya dan apapun resikonya, aku ingin terus melayani yesus kristus. Disamping ada bakat seni dalam diriku, tak jarang dalam suatu ibadah seringnya aku mengiringi ibadah tersebut dengan beberapa alat musik seperti keyboard, gitar dan drum. Karena ibadah tanpa nyanyian dan iringan musik seperti masak tanpa bumbu, hambar dan tak berasa apapun bagiku. “Only jesus in my heart, no matter how or what, ‘coz I just wanna live forjesus christ“, itulah slogan atau motto dalam hidupku dulu. Menjadi seorang pemuda kristen yang militan dan kuat dalam segala cobaan adalah bagian dari keinginanku, seakan membuat jiwa kristen itu terus tumbuh dalam diriku. Tidak mudah memang mempertahankan kepercayaan seseorang yang telah diberikan kepadaku untuk mengemban tugas-tugas tersebut, namun aku sendiri juga tidak pernah ada niatan untuk mengundurkan diri meski terkadang timbul konflik dalam organisasi yang aku pegang. Karena aku menjalankan organisasi tersebut atas dasar kasih, dan dengan kasih tersebut tumbuh rasa ikhlas yang membuat semuanya menjadi mudah dan terlalu indah untuk ditinggalkan. “Bangga” itulah yang aku rasakan, bisa menjadi pengurus inti dan penggerak di berbagai bidang keagamaan khususnya agama kristen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar